Pages

Senin, 17 Maret 2014

Ilmu Gizi

Menjaga hidup sehat tidak hanya sekadar mengetahui menu makanan sehat, berolahraga yang teratur dan menjaga pola hidup sehat saja. Makanan yang sehat, olahraga, dan pola hidup sehat hanya penunjang bagaimana kita menjaga kesehatan.

Dengan adanya ilmu gizi, kita tidak hanya mengetahui mana makanan yang sehat atau tidak saja. Dalam ilmu gizi kita bisa mendapatkan berbagai pengetahuan seputar gizi.

Apakah makanan yang kita makan setiap hari mencukupi gizinya atau tidak. Karena bisa saja, hanya karena kita menyukai salah satu bahan makanan sehat, kita tidak mau memakan makanan sehat yang lainnya.

Ilmu gizi tidak hanya memuat daftar makanan apa saja yang dikategorikan sehat, namun lebih jauh dari itu, ilmu gizi juga mengupas bagaimana kandungan dalam makanan sehat itu bekerja dalam tubuh kita, apa saja fungsi-fungsi vitamin dan mineral yang masuk ke dalam tubuh kita.

Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi

Seperti yang sudah banyak diketahui, ilmu gizi saat ini sudah semakin berkembang dan banyak yang para ilmuwan ahli di bidang keilmuan tersebut. Namun, tidak banyak orang yang mengetahui bagaimana sejarah awal adanya ilmu yang sangat penting dalam tumbuh kembang kesehatan manusia ini.

Pada awal adanya ilmu gizi ini dimulai dengan diakuinya seorang professor ilmu gizi di New York, Amrika Serikat. Berdiri pada tahun 1926, Universitas Columbia pada saat itu mengukuhkan Mary Swartz Rose sebagai professor ilmu gizi pada saat itu.

Ilmu yang mempelajari makanan dan asupan untuk tubuh ini juga sudah dikenal sejak zaman purba dahulu kala. Pada zaman purba, makanan sangatlah penting adanya untuk mempertahankan dan demi keberlangsungan hidup masyarakat.

Sedangkan pada zaman Yunani, tahun 400 SM, ada sebuah teori Hipocrates yang menyatkan bahwa makanan sebagai zat panas yang dibutuhkan manusia. Dalam hal ini, makanan merupakan sebuah kebutuhan manusia yang tidak tergantikan lainnya.

Beberapa penelitian menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak zxaman dahulu kala. Beberapa penelitian tersebut bahkan sempat menjadi sebuah teori yang menyatakan bahwa gizi dalam kehidupan manusia sangatlah vital perannnya. Berikut adalah beberapa penelitian yang menegaskan keberadaan ilmu gizi sejak dulu;

  • Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimeter

Penelitian ini pertama kali dipelajari oleh Antonine Lavoiser. Penelitian ini dilakukan dari tahun 1743 hingga 1794. Penelitian ini mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan energi makanan. Hal-hal yang berkaitan dengan penggunaan energy makanan ini meliputi proses pernafasan, oksidasi dan calorimeter. Dari penelitian tersebut, kemudian berkembanglah penelitian tersebut hingga awal abad ke 20. Pada abad ini, ditemukanlah penelitian tentang penukaran energy dan sifat-sifat bahan makanan pokok.

  • Penemuan Mineral

Sudah sejak lama. Mineral telah diketahui terdapat dalam tulang dan gigi. Awal dietmukannya mineral ini ditemukan pada tahun 1808. Di tahun yang sama, Boussingault menemukan zat besi sebagai zat esensial. Diikuti dengan penemuan Ringer (1885) dan Locke (1990), yang menemukan cairan tubuh memerlukan konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad ke 20, penelitian Loeb tentang pengaruh konsentrasi garam natrium, kalium, dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.

  • Penemuan Vitamin

Vitamin pertama kali ditemukan pada awal anad ke 20. Sejak tahun 1887 hingga 1905, muncul beberapa penelitian-penelitian dilakukan dengan memisahkan antara makanan yang dimurnikan dan makanan yang utuh. Dari pemisahan jenis makanan tersebut maka para peneliti menemukan hasil yang cukup memberikan ilmu dalam bidang gizi.

Dari penelitian tersebut, ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yang tidak tergolong zat gizi utama dan berperan dalam pencegahan penyakit. Penelitian ini diteliti oleh Scurvy dan Rickets. Kemudian, pada tahun 1912, Funk mengusulkan untuk member nama vitamine untuk zat yang ditemukan oleh Scurvy dan Rickets tersebut. Setelah itu,. Pada tahun 1920. Vitamin diganti dengan nama vitamine dan diakui sebagai zat esensial.

  • Penelitian Tingkat Molekuler dan Selular

Penelitian tingkat molekuler dan Selular ini dimulai pada tahun 1955. Pada tahun tersebut, penelitian tingkat molekuler dan selular ini memperoleh pengertian tentang struktur sel yang rumit dan peranannya yang kompleks serta pentingnya zat gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan pada sel-sel tersebut.

Setelah tahun 1960, penelitian tingkat molekuler dan selular ini bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara zat-zat gizi, peranan biologi spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan pengolahan makanan terhadap kandungan zat gizi.

  • Ilmu Gizi Keadaan Sekarang

Setelah banyaknya penemuan-penemuan yang dilakukan sejak dahulu, muncul konsep-konsep baru mengenai ilmu gizi tersebut, di antaranya adalah pengaruh keturunan terhadap kebutuhan gizi, pengaruh gizi terhadap perkembangan otak, perilaku, kemampuan dan produktivitas , serta daya tahan terhadap berbagai penyakit infeksi.

Pada bidang teknologi pangan ditemukan berbagai macam cara yang berkaitan dengan ilmu gizi. Penemuan-penemuan ini di antaranya ada;ah cara pengolahan makanan bergizi, fortifikasi bahan pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat structural bahan pangan, dan lain sebagainya. FAO dan WHO juga mengeluarkan Codex Alimentaris yang mengatur pengaturan food labeling dan batas leracunan dalam sebuah makanan.

Ruang Lingkup Ilmu Gizi

Seperti ilmu-ilmu lainnya, ilmu gizi memiliki ruang lingkup ilmunya sendiri. Ruang lingkup ilmu yang satu ini cukup luas adanya. Dimulai dari cara produksi pangan, perubahan pascapanen yang terdiri atas penyediaan pangan, distribusi, dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit.

 Ilmu gizi sendiri berkaitan dengan ilmu agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikribiologi, biokimia, faal, biologi molecular, dan juga kedokteran. Informasi gizi yang diberikan pada masyarakat biasanya meliputi gizi individu, keluarga, dan masyarakat, gizi intuisi, dan gizi olahraga.

Dari penyampaian dan penelitian dari ruang lingkup ilmu gizi tersebut, muncullah perkembangan gizi klinis yang juga bermanfaat untuk semua orang. Berikut adalah beberapa perkembangan gizi klinis yang penting untuk diketahui;

  • Anamnesis dan pengkajian status pasien
  • Pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan defisiensi zat besi
  • Pemeriksaan antropometris dan tindak lanjut terhadap berbagai gangguan.
  • Pemeriksaan radiologi dan tes laboratorium dengan status nutrisi pasien penderita penyakit
  • Suplementasi oral, enteral, dan parenteral
  • Interaksi timbale balik antara nutrient dan obat-obatan
  • Bahan tambahan makanan, seperti pewarna, penyedap, dan makanan sejenis serta bahan-bahan kontaminan.

Perkembangan ilmu gizi klinis ini tentunya sangat bermanfaat bagi semua orang. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika Anda bisa mempelajari ilmu gizi walaupun tidak berkecimpung langsung dalam bidangnya.

Fungsi Zat-zat Gizi

Tidak hanya memiliki sejarah dan ruang lingkupnya, ilmu gizi juga memberikan manfaat yang bisa dirasakan. Manfaat ini bisa dilihat dari fungsi-fungsi zat gizi sendiri. Berikut adalah beberapa fungsi dari zat gizi bagi manusia;

  • Member energy atau Zat Pembakar

Zat gizi yang paling pasti dan banyak diakui oleh semua orang pada umum. Zat gizi yang bisa memberikan energy di antaranya adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Ketiga zat gizi ini merupakan ikatan organic yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk melakukan kegiatan atau aktivitas.

  • Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh sebagai Zat Pembangun

Zat gizi yang termasuk ke dalam zat pembangun di antaranya adalah protein, mineral, dan air. Protein, mineral, dan air ini sangat dibutuhkan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan mengganti sel-sel yang rusak.

  • Mengatur Proses Tubuh sebagai Zat Pengatur

Zat yang bisa dijadikan sebagai zat pengatur di antaranya protein, air, dan vitamin. Protein disini bertujuan untuk mengatur keseimbangan air di dalam sel yang bertindak sebagi buffer. Buffer ini diperlukan dalam upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibody. Antibody yang dibentuk oleh buffer ini nantinya berguna sebagai penangkal organism yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam tubuh. Sedangkan mineral dan vitamin bermanfaat sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi normal saraf, dan otot serta proses-proses lainnya yang banyak terjadi dalam tubuh.

0 komentar:

Posting Komentar